Selasa, 04 Maret 2014



AKU BUKANLAH MEREKA
Oleh : Iva Yustika Cahya

Diawali dengan hampa, kosong, bingung
Tak tahu apa yang harus dilakukan
Tak tahu aku harus bagaimana
Saatku mendengar kata PUISI
Kata ini sudah tak asing terdengar
Tetapi satu hal  yang aku tanyakan
Dari manakah kata-kata indah nan menawan yang terdapat disetiap bait puisi itu didapat?
Yang mampu membius ribuan pasang mata yang membawa dan ribuan pasang telinga yang mendengar

Lalu hasratku ingin mencoba
Ku ambil penaku dan ku siapkan secarik kertas putih
Aku pun memulainya . . .
Waktu terus berjalan
Suara alunan musik nan lembut setia menemani setiap gerak-gerikku

Tak sadar satu jam dua jam tiga jam berlalu
Tetapi tak satu pun ku melihat goresan di kertas itu
Penaku hanya mampu berdiri tegak di sudut kertas itu
Tanganku terlalu lemah untuk menggerakkannya
Pikiranku tak karuan

Kata-kata itu bermunculan satu per satu berlalu lalang di dalam pikiranku
Tapi aku tak sanggup merangkainya
Dan penaku pun tak sanggup lagi berdiri
Lalu apa yang harus aku tulis?

Ku tanya pada sekelilingku
Tapi mereka hanya diam membisu
Haruskah aku membiarkan kertas ini tetap putih bersih?
Aku tidak tahu lagi
Aku mulai putus asa
Akhirnya aku menyadari
Bahwa aku bukanlah seorang pujangga
Yang pandai merangkai kata-kata indah
Aku bukanlah seorang seniman kata
Yang mampu mengolah kata-kata yang dapat menyihir setiap jiwa
Dan aku bukanlah mereka
Yang pandai melenggak lenggokkan pena mereka di atas kertas
Karena Aku bukanlah mereka…

1 komentar: